Kamis, 14 Februari 2008

Pelajaran Pertama

"istriku aku ingin mendengarkanmu membacakan doa untukku, siapa lagi yang peduli saat sakit begini kecuali engkau istriku".ini adalah petikan percakapan pasutri muda di ponsel, sebuah permintaan seorang suami yang sedang sakit yang berada di seberang pada istrinya.

seandainya, sang istri menyambut permintaan/kata2 suaminya dengan simpel dan mudah, dan kemudian mendokan suaminya langsung di pembicaraan dalam ponsel itu, maka habislah perkara. suami lega dan bahagia mendengarkan bacaan doa sang istri dan istripun pendapatkan pahala tak ternilai disisiNya karena sebuah ketaatannya pada suami,keredhoan suaminyapun adalah doa bagi sang istri.

tapi sayang masalahnya nggak se simple itu ternyata, sang istri sengaja menunda mendoakan suaminya langsung di telpon dengan berbagai alasan juga pertimbangan.
sang istri merasa tiap saat dia telah mendoakan suaminya tanpa diminta sekalipun, ia selalu mendokannya..jadi kan ga harus didengar suaminya, selain itu isteri yang baru mengenal suaminya dalam usia pernikahan masih hitungan hari belum siap, harus berkata2 mesra juga membacakan doa terang-terangan di depan laki2 yang sebelumnya belum pernah sama sekali dia lakukan pada laki2 lain.
sebuah rasa hayya/ malu, takut tidak sempurna di depan suaminya, dan apakah doa yang dia hapal itu yang diharrapkan suaminya? mengingat sang istri merasa jauh tak sempurna di banding suaminya.

dan jauh diseberang sana sang suami bertanya- tanya mengapa istriku tak mau membacakan doa untukku? apakah dia tak berharap aku lekas sembuh, apa dia tidak mencintaiku? istriku sampai kapan aku menunggu dibacakan doa dari dari bibirmu?kenapa kau tak segera menyambutku saat aku berharap darimu?

kejadian diatas adalah sebuah bukti sekaligus contoh konkret yang sangat mungkin terjadi dalam usia pernikahan sangat-sangat muda( hitungan hari), yang dalam proses sebelum menikah tanpa pacaran. hayya/ malunya seorang istri berkata-kata mesra karena belum terbiasa diartikan lain oleh sang suami. tapi apakah sang suami mengerti hal ini? bila sang istri tidak pernah mengungkapkannya? dan apakah alasan tersebut bisa diterima oleh sang suami?
oooo Allahhu akbar bila kedua belah pihak tidak pernah tau juga bisa mengerti tidak menutup kemungkinan peristiwa-peristiwa sepele seperti ini bisa jadi dzon-dzon yang mengakibatkan hilangnya sakinah wamadah wa rahma dalam pernikahan.

subhanallah, disini jelas keagungan ayat2 allah terbukti bahwa mahluk yang bernama wanita tidaklah sama dengan laki-laki, Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
dan hawa tercipta dari tulang rusuk adam yang bengkok. yang jika dipaksa diluruskan akan patah jika dibiarkan saja akan tetap bengkok.
kesimpulannya, dibutuhkan saling mengenal, mengerti dan memahami dalam membina rumah tangga
wallahu alam bishowab

Tidak ada komentar: